Memahami Takdir Indah - Nya

Author: Kopi Manis / Label:


Manusia telah di tentukan segala takdir baik buruknya semenjak dalam kandungan, rezeki, umur, jodoh, amal, semua sudah terencana rapi oleh kuasa Allah yang Esa. Siapa kuasa melawan kehendakNya, siapa yang dapat menghindar dari takdir – Nya? Wallahu ‘Ala kulli syai’in qadir, semua sudah dalam sekenario indah. Memang sebagian orang bahkan ulama berpendapat bahwa manusia bisa mengubah nasibnya dari yang jelek menuju manusia yang baik, dari yang miskin menjadi kaya, dan itu dengan dalil Allah :
إن الله لايغير مابقوم حتى يغيروا مابأنفسهم   { الرعد : 11 }
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak
akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereja sendiri. ( QS. Ar – R’ad : 11 )
Ayat Allah selalu benar, tidak ada yang mengatakan bahwa pendapat itu salah, perbedaan pendapat di antara para ulama’ sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi kita, akan tetapi di antara mereka tidak pernah menyalahkan satu dengan yang lain.
Kembali pada takdir manusia secara khusus dan makhluk secara umum, di sebutkan di sini makhluk secara umum karena semua yang berada di langit dan bumi seisinya semuanya dalam naungan kuasa – Nya. Manusia boleh dan bahkan diperintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin untuk meraih suatu harapan. Allah berfirman :
قل يا قوم اعملوا على مكانتكم إني عامل فسوف تعلمون من تكون له عاقبة الدار إنه لا يفلح الظالمون
{ الأنعام : 135 }
Artinya : Katakanlah : “ Hai Kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah ( di antara kita ) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. sesungguhnya orang – orang yang dzalim itu tidak akan mendapat keberuntungan. ( QS. Al – An’am : 135 )
Dan hadits Rosulullah SAW :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اغتنم خمسا قبل خمس ، شبابك قبل هرمك ، وصحتك قبل سقمك ، وغناك قبل فقرك ، وفراغك قبل شغلك ، وحياتك قبل موتك . { رواه الحاكم والبيهقي }
Artinya : Rosulullah SAW bersabda: “ Perolehlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: masa mudamu sebelum  masa tuamu, dan sehatmu sebelum sakitmu, dan kayamu sebelum miskinmu, dan waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu”. ( HR. Imam Hakim dan Imam Baihaqy )
Maka, dari kedua dalil itu manusia diperintahkan untuk selalu berusaha dan berusaha semaksimal mungkin sampai pada titik kelemahannya, akan tetapi perlu diingat selalu bahwa semua hasil dari usaha kita sudah ada yang menentukan, dialah Allah sang maha Mengatur segala sesuatu. Sekeras apapun usaha manusia, sekuat apapun tenaga manusia, dan sesungguh – sungguhnya apapun kerja keras manusia, jika Allah berkehendak untuk menahan hasil yang baik untuk hamba – Nya maka tidaklah akan sampai suatu kaum pada titik yang diharapkan. Begitulah takdir Allah, Dial ah yang memiliki segala yang diciptakannya, dan Dial ah yang berhak mengatur segalanya. Namun, semua takdir baik buruknya tak lepas dari sifat keadilan – Nya, dan tak lepas dari segala hikmah indah di dalamnya. Tugas sebagai seorang hamba hanyalah menjalankan apa yang sudah menjadi jalannya dengan penuh keihlasan dan kesabaran. Jalan hidup tidak selalu lurus dan indah, dapat juga ditemui suatu jalan yang terjal, jalan yang berbelok entah samapi kapan bertemu pada jalan yang lurus kembali, itu semua warna warni dunia, penuh gebyar dan silau sinar kemewahan.
Mengatur jadwal kegiatan sehari – hari memang perlu dan penting, dengan tujuan agar semua bisa dicapai semua, dan tidak ada sedetik waktu terlewat begitu saja. Sungguh bangganya hati jika semua jadwal yang sudah dirancang sedemikian rapinya dapat terlaksana semua. Itu kalau tercapai, jika yang terjadi sebaliknya, maka apa yang akan dibisikkan hati, nafsu, dan akal? Semua akan serentak mengatakan “ HARI INI GAGAL”. Bukan seperti itu yang akan terucap jika hati manusia itu bersih, hati yang bersih dan selalu kembali pada – Nya akan mengatakan هذا قدرالله وماشاء فعل. Ada lagi yang bersontak “ HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN” , dalam hadits diriwayatkan “sungguh rugi orang yang hari ini sama dengan hari kemarin”, perlu ditelaahi lebih dalam, hadits itu bukan berbicara tentang hasil akan tetapi tentang usaha. Sungguh sangat berbeda orang yang gagal tanpa usaha dibanding dengan berusaha dan hasilnya kurang bagus atau gagal. Imam Ghazali sang ahli tasawwuf mengatakan bahwa orang bodoh adalah orang yang sibuk mengatur dan merencanakan apa yang akan diperbuat di esok hari, padahal Alla sudah menyiapkan cerita esok hari, lusa, dan seterusnya.
Sungguh indah rencana – Nya, Allah itu indah dan suka pada yang indah. Di setiap takdir – Nya penuh dengan arti yang indah jika manusia mau melihat dengan hati yang bersih. Memang begitu sulitnya menerima suatu takdir dengan ihlas dan sabra, baik itu takdir baik maupun buruk. Mendapatkan takdir yang baik juga diperlukan hati yang ihlas merasa cukup dan hati yang sabar dengan tidak mengkufuri nikmat – Nya. Suatu cobaan atau ujian itu sudah menjadi bagian dari cerita hidup makhluk, akan tetapi cobaan dan ujian itu tidak akan melampaui batas kemampuan makhluk itu. Dengan seraya berdo’a ربنا لاتحملناما لاطاقة لنا به”.
Jika takdir kali ini tidak sesuai yang diharapkan pasti ada rencana Allah yang lebih indah dari yang diharapkan, berhusnudlon pada Allah itu wajib. Jika takdir kali ini sesuai dengan yang diharapkan, maka jangan sampai lupa untuk bersyukur dan tetap berusaha meraih yang diharapkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Cindera Jiwa