Manusia telah di tentukan segala takdir baik buruknya semenjak
dalam kandungan, rezeki, umur, jodoh, amal, semua sudah terencana rapi oleh
kuasa Allah yang Esa. Siapa kuasa melawan kehendakNya, siapa yang dapat
menghindar dari takdir – Nya? Wallahu ‘Ala kulli syai’in qadir, semua
sudah dalam sekenario indah. Memang sebagian orang bahkan ulama berpendapat
bahwa manusia bisa mengubah nasibnya dari yang jelek menuju manusia yang baik,
dari yang miskin menjadi kaya, dan itu dengan dalil Allah :
إن الله لايغير مابقوم حتى يغيروا مابأنفسهم { الرعد
: 11 }
Artinya : Sesungguhnya
Allah tidak
akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereja sendiri. ( QS. Ar – R’ad : 11 )
Ayat Allah selalu
benar, tidak ada yang mengatakan bahwa pendapat itu salah, perbedaan pendapat
di antara para ulama’ sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi kita, akan
tetapi di antara mereka tidak pernah menyalahkan satu dengan yang lain.
Kembali pada takdir manusia secara khusus
dan makhluk secara umum, di sebutkan di sini makhluk secara umum karena semua
yang berada di langit dan bumi seisinya semuanya dalam naungan kuasa – Nya. Manusia
boleh dan bahkan diperintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin untuk meraih
suatu harapan. Allah berfirman :
قل يا قوم اعملوا على مكانتكم إني عامل فسوف تعلمون من تكون له عاقبة الدار
إنه لا يفلح الظالمون
{ الأنعام : 135 }
Artinya : Katakanlah : “
Hai Kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula).
Kelak kamu akan mengetahui, siapakah ( di antara kita ) yang akan memperoleh
hasil yang baik dari dunia ini. sesungguhnya orang – orang yang dzalim itu
tidak akan mendapat keberuntungan. ( QS. Al – An’am : 135 )
Dan hadits
Rosulullah SAW :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اغتنم خمسا قبل خمس ، شبابك قبل هرمك ،
وصحتك قبل سقمك ، وغناك قبل فقرك ، وفراغك قبل شغلك ، وحياتك قبل موتك . { رواه
الحاكم والبيهقي }
Artinya :
Rosulullah SAW bersabda: “ Perolehlah lima perkara sebelum datangnya lima
perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu,
dan sehatmu sebelum sakitmu, dan kayamu sebelum miskinmu, dan waktu luangmu
sebelum waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu”. ( HR. Imam Hakim dan Imam
Baihaqy )
Maka, dari kedua dalil itu manusia
diperintahkan untuk selalu berusaha dan berusaha semaksimal mungkin sampai pada
titik kelemahannya, akan tetapi perlu diingat selalu bahwa semua hasil dari
usaha kita sudah ada yang menentukan, dialah Allah sang maha Mengatur segala
sesuatu. Sekeras apapun usaha manusia, sekuat apapun tenaga manusia, dan
sesungguh – sungguhnya apapun kerja keras manusia, jika Allah berkehendak untuk
menahan hasil yang baik untuk hamba – Nya maka tidaklah akan sampai suatu kaum
pada titik yang diharapkan. Begitulah takdir Allah, Dial ah yang memiliki
segala yang diciptakannya, dan Dial ah yang berhak mengatur segalanya. Namun,
semua takdir baik buruknya tak lepas dari sifat keadilan – Nya, dan tak lepas
dari segala hikmah indah di dalamnya. Tugas sebagai seorang hamba hanyalah
menjalankan apa yang sudah menjadi jalannya dengan penuh keihlasan dan
kesabaran. Jalan hidup tidak selalu lurus dan indah, dapat juga ditemui suatu
jalan yang terjal, jalan yang berbelok entah samapi kapan bertemu pada jalan
yang lurus kembali, itu semua warna warni dunia, penuh gebyar dan silau sinar
kemewahan.
Mengatur jadwal kegiatan sehari – hari memang
perlu dan penting, dengan tujuan agar semua bisa dicapai semua, dan tidak ada
sedetik waktu terlewat begitu saja. Sungguh bangganya hati jika semua jadwal
yang sudah dirancang sedemikian rapinya dapat terlaksana semua. Itu kalau
tercapai, jika yang terjadi sebaliknya, maka apa yang akan dibisikkan hati,
nafsu, dan akal? Semua akan serentak mengatakan “ HARI INI GAGAL”. Bukan seperti
itu yang akan terucap jika hati manusia itu bersih, hati yang bersih dan selalu
kembali pada – Nya akan mengatakan “ هذا قدرالله
وماشاء فعل”. Ada lagi yang
bersontak “ HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN” , dalam hadits
diriwayatkan “sungguh rugi orang yang hari ini sama dengan hari kemarin”, perlu
ditelaahi lebih dalam, hadits itu bukan berbicara tentang hasil akan tetapi
tentang usaha. Sungguh sangat berbeda orang yang gagal tanpa usaha dibanding
dengan berusaha dan hasilnya kurang bagus atau gagal. Imam Ghazali sang ahli
tasawwuf mengatakan bahwa orang bodoh adalah orang yang sibuk mengatur dan
merencanakan apa yang akan diperbuat di esok hari, padahal Alla sudah
menyiapkan cerita esok hari, lusa, dan seterusnya.
Sungguh indah rencana – Nya, Allah itu
indah dan suka pada yang indah. Di setiap takdir – Nya penuh dengan arti yang
indah jika manusia mau melihat dengan hati yang bersih. Memang begitu sulitnya
menerima suatu takdir dengan ihlas dan sabra, baik itu takdir baik maupun
buruk. Mendapatkan takdir yang baik juga diperlukan hati yang ihlas merasa cukup
dan hati yang sabar dengan tidak mengkufuri nikmat – Nya. Suatu cobaan atau
ujian itu sudah menjadi bagian dari cerita hidup makhluk, akan tetapi cobaan
dan ujian itu tidak akan melampaui batas kemampuan makhluk itu. Dengan seraya
berdo’a “ربنا لاتحملناما لاطاقة لنا به”.
Jika takdir kali
ini tidak sesuai yang diharapkan pasti ada rencana Allah yang lebih indah dari
yang diharapkan, berhusnudlon pada Allah itu wajib. Jika takdir kali ini sesuai
dengan yang diharapkan, maka jangan sampai lupa untuk bersyukur dan tetap
berusaha meraih yang diharapkan.
0 komentar:
Posting Komentar