Permata, jika mendengar kata permata fikiran kita akan membayangkan betapa cantik dan indah serta mahalnya permata. Permata yang berasal dari batu permata saja begitu susah untuk didapat, apalagi mendapatkan atau menjadi sebuah permata dunia, tentu itu lebih sulit dari pada mencari intan permata yang terkubur di dalam lapisan perut bumi. Permata dunia yang paling indah dan mulya adalah wanita sholikhah. Wanita shilikhah ibarat bidadari surga yang diutus turun ke dunia. Siapa yang tak ingin menjadi permata dunia? Siapa yang tak ingin mempunyai permata dunia? Saya rasa tidak ada.
Wanita bukan makhluk yang diciptakan sebagai alat kaum lelaki yang melayaninya, memberi semua kebutuhan lelaki, melaksanakan semua keinginan lelaki, wanita memiliki hak untuk bersuara, mereke berhak untuk menjadi makhluk bebas. Hal ini adalah fikiran yang salah dalam islam. Akan tetapi wanita bukan juga makhluk yang berkedudukan di atas kaum lelaki, wanita tidak memiliki berhak merebut hak lelaki yang sudah ditentukan lebih banyak darinya. Allah berfirman salam surat An Nisa’ ayat 34 yang artinya
“kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”
[291] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[292] Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
Dalam islam seorang wanita memiliki tempat khusus yang sangat indah dan mulya, tempat aslinya di dalam masyarakat, bukan seperti wanita pada zaman jahiliyyah sebelum masuknya islam, wanita hanya dijadikan sebagai budak kaum lelaki, yang melayani semua keinginan kaum lelaki dengan ancaman mati jika membangkang perintah kaum lelaki. Islam memberikan hak – hak wanita, juga tidak membatalkan semua kewajiban wanita. Memberikan kebebasan mencari ilmu, berkewajiban menyeru kepada hal baik dan melarang hal buruk, tidak mengharamkan segala yang baik untuk makhluk di bumi. Dan untuk menjaga kemulyaan wanita dan kesucian wanita, islam mengajarkan bagaimana menutup aurat dan menjaga iffah ( hubungan antara lelaki dan wanita ), supaya tidak menyebabkan rusaknya ummat islam di muka bumi. Aurat wanita seperti yang telah diketahui masyarakat pada umumnya adalah seluruh bagian tubuh wanita aurat di luar sholat, akan tetapi hal ini sudah menjadi perdebatan di antara ulama’ sekarang, perdebatan antara wajib tidaknya hukum cadar dan sebagainya sebagai penutup seluruh tubuh wanita. Namun kita tak perlu ikut memperdebatkan itu semua, kita hanya perlu menjaga sebaik mungkin aurat kita. Simbol seorang muslimah adalah hijab atau khimar atau kerudung. Kerudung yang melujur hingga dada, hijab yang tidak transparan, hijab yang benar – benar menutup semua bagian kepala dan tidak membiarkan sehelaipun rambut terlihat. Itu simbol wanita mukninah sejati. Kemudian, ulama’ yang kita yakini pendapatnya adalah tidak di wajibkannya cadar, dengan alasan itu bukan adat kita. Lalu bagaimana kita menjaga aurat kita ( wajah ) agar tidak membuat rusaknya ummat? Tundukkan wajahmu tat kala berpapasan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, tipiskan make up mu atau lebih bagusnya hapus make up mu, jangan kau pamerkan wajah cantikmu kepada kaum adam walaupun dalam bentuk foto. Menjaga aurat adalah tahap pertama untuk menjadi sebuah permata, dengan menutup aurat maka wanita akan terjaga kesuciannya, kehormatannya, dan menjaga hawa nafsu kaum adam. “ Saya tidak memakai kerudung karena saya merasa akhlak saya belum benar, saya masih banyak dosa, saya harus membenahi dari hati dulu baru kemudian bagian lahiriyah “, kalimat ini mungkin sering kali kita dengar dari mulut wanita sekarang. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal, kesalahan yang sangat besar, coba kita fikir secara logika, jika wanita memakai kerudung tat kala dia hendak melakukan suatu hal yang di larang syar’i pasti tidak akan berani melakukannya karena dia memakai kerudung, dan dari situlah kerudung menjaga dan mengajari wanita muslim dari hal – hal yang di larang syara’. Akan tetapi jika sebaliknya, wanita yang tidak memakai kerudung ketika hendak melakukan hal yang di larang syara’ dengan pasti dia akan berkata dalam hatinya “ ah, aku ndak memakai kerudung, ndak apa – apa aku berduaan dengan pacarku “. Hal yang sangat mengiris hati wanita mukmin adalah ketika melihat weorang wanita berkerudung dan mengerti hukum syar’i akan tetapi masih melakukan hal yang di larang syari’, na’udzubillah min dzalik. Firman Allah surat Al Ahzab ayat 30 – 35, yang artinya:
“30. Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.
31. dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia.
32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik,
33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
34. dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui.
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
[1213] Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.
[1214] Yang dimaksud dengan dalam hati mereka ada penyakit Ialah: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.
[1215] Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216] Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217] Ahlul bait di sini, Yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.
[1218] Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang
harus dibenarkan dengan hatinya.
Bagaimana wanita mengetahui hukum syar’i? Belajar, dari situ mereka mengetahui hukum – hukum Allah, maka menuntut ilmu adalah kewajiban untuk muslim muslimat, seperti yang telah di sabdakan oleh baginda Rosulullah SAW. Wanita adalah madrasah pertama bagi putra putrinya, madrasah yang akan membentuk putra putri yang sholikh sholihah yang menjadi investasi ummat islam di generasi mendatang. Bahkan hal itu mulai dari ketika anak masih dalam kandungan ibunya, seperti hadits syarif Rosulullah SAW bersabda:
"الشقي من شقى في بطن أمه والسعيد من سعد في بطن أمّه"
Yang artinya kesengsaraan atau celaka sang anak berasal dari kesengsaraan ketika di dalam perut ibunya, kebahagiaan berasal dari kebahagiaan ketika di dalam perut ibunya.
Wanita wajib mendidik putra putrinya mulai sejak dalam kandungan, apapun yang dilakukan sang ibu hamil itu yang akan membekas pada anaknya nanti ketika lahir. Wanita sholikhah mendidik putra putrinya dengan pengetahuan agama, mendidik anaknya untuk selalu beribadah kepada Allah dan berdzikir kepada Allah siang dan malam, karena rumah yang di dalamnya ada seorang hamba yang berdzikir siang dan malam hari adalah rumah yang penuh dengan keutamaan di sisi Allah. Allah berfirman dalam surat An Nur ayat 36 dan 37 yang artinya :
« 36. Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. »
Wanita muslimah mukminah mempunyai sandaran sebagai tauladannya, sandaran itu adalah sayyidatina Fatimatuz Zahra’ RA putri baginda Rasulullah Shollallahu alaihi wa alih wasallam. Beliau adalah permata abahnya, permata dunia, sang abahnya sayyidinaa Muhammad SAW adalah cahaya di atas cahaya, maka sang putrinya Fatimah adalah pancaran cahaya dari cahaya, bak bintang dunia yang pancaran cahayanya terlihat dari langit. Seorang mukmin sejati, cantik, pintar, birrul walidain, cekatan, ramah, dll. Jika kita tengok sejarah islam ketika perang uhud, sang ayah habibuna Muhammad SAW ketika wajahnya berlumuran darah, Fatimah Rodliyallahu ‘anha lah yang membersihkan dan mengobati sang ayah dengan tangan halusnya, dengan penuh hati – hati. Selalu menjaga iffah, menjaga kesucian hati, sehingga ketika menikah dengan sayyidina Ali Rodliyallahu ‘anhu, beliau meminta maaf karena telah mencintai seorang lelaki sebelum ia menikah dengan Ali, akan tetapi ketika sang suami berkata “ mengapa dinda tidak menikah dengannya?”, Fatimah RA menjawab “ karena lelaki itu adalah Engkau, wahai suamiku”. Beliau tauladan wanita di seluruh alam dan zaman, beliau menjadi ibu yang penuh kasih saying kepada kedua putranya, beliau istri yang setia kepada suaminya, beliau teman sang suami ketika di jalan, beliau membuka jalan keluar ketika sang suami dalam keadaan fikiran buntu, nasihat suami dijadikan pakaian, selalu mengingatkan ketika sang suami lupa, selalu tegas membenarkan ketika sang suami salah jalan, tidak pergi ke manapun kecuali dengan sang suami, beliau berjihad ketika siang dan beribadah ketika malam datang.
Kembali kepada masalah berhias. Dalam bahasa arab berhias adalah tazayyan dari masdar zinah. Berhias memang itu perintah Allah, seperti yang termaktub dalam Al Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya:
“31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid”
[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Namun kalimat zinah ( الزينة ) dalam al quran mempunyai banyak makna. Berhias yang paling utama adalah berhias hati, memperkaya hati dengan iman, ilmu agama, malu, jujur,, dll dari sifat mahmudah. Islam memberi kebebasan yang lebih kepada wanita dibanding lelaki dalam berhias, wanita halal memakai perhiasan, memakai sutra, memakai emas, berlian. Islam membolehkan wanita untuk berhias, namun dengan syarat yang harus dijaganya. Islam tidak mengajarkan berlebihan dalam berdandan, islam tidak mengajarkan berhias untuk dipuji kaum hawa, islam mengajarkan wanita berdandan untuk ibadah, untuk menjaga aurat, berdandan untuk suami itu berpahala. Akan tetapi banyak wanita zaman sekarang berbalik dengan kaidah syar’i, para istri ketika di rumah tidak pernah berdandan, berhadapan dengan suami memakai pakaian dapur, wajah yang kusut, namun ketika keluar berdandan secantik dan seanggun mungkin, wanita dalam berkerudung masih belum benar, masih berkibaran helaian rambut, wanita memakai perhiasan yang berlebihan, wanita memakai parfum dengan niat supaya lelaki mencium baunya, memasang foto di FaceBook supaya di puji orang kecantikannya, naudzubillah min dzalik.
Wahai ukhti, marilah kita benahi ummat islam mulai dari diri sendiri, janganlah kita meniru kebiasaan kaum kafir yang menjajah akidah kita. Sadarlah ukhti, penghuni naraka terbanyak adalah wanita, jangan sampai kita termasuk ahli neraka. Dengan hati yang penuh cinta kepada saudaraku, ku mengingatkan ukhti di manapun berada, ku sayang kalian, ku tidak ingin lelaki menggoda kalian, ku tidak ingin kesucian kalian luntur. Kecantikan dari dalamlah yang lebih awet, dan utama, simpanlah kecantikan lahirmu untuk suamimu kelak. Semoga kita semua termasuk wanita yang ingin menjadi permata dunia akhirat dan menjadi permata dunia akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar